Jakarta (BeritaReportase) :
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Dyah Roro Esti, menggelar pertemuan bilateral dengan Duta Besar Republik Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali Mohamed, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. Pertemuan ini membahas peningkatan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Sudan.
Wamendag RI mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, total nilai perdagangan antara kedua negara mencapai USD 28,5 juta. Ekspor Indonesia ke Sudan sebesar USD 24,9 juta, sedangkan impor dari Sudan mencapai USD 3,6 juta. Dengan demikian, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar USD 21,3 juta.

Produk ekspor utama Indonesia ke Sudan meliputi sabun (USD 10,26 juta), darah manusia (USD 3,07 juta), akumulator listrik (USD 2,31 juta), sel primer (USD 2,23 juta), serta obat-obatan (USD 1,29 juta). Sementara itu, impor utama Indonesia dari Sudan mencakup kacang tanah (USD 3,59 juta), kulit (USD 29,12 ribu), kacang lainnya (USD 9,50 ribu), koper (USD 0,01 ribu), dan kain tenun (USD 0,01 ribu).
Pada tahun 2023, Sudan menempati peringkat ke-94 sebagai negara tujuan ekspor Indonesia dan peringkat ke-138 sebagai negara asal impor. Sementara itu, sebagai sumber Foreign Direct Investment (FDI) bagi Indonesia, Sudan berada di posisi ke-137.

Dalam pertemuan ini, Wamendag RI didampingi oleh Direktur Perundingan Bilateral Kemendag, Danang Prasta Danial. Kedua pihak berkomitmen untuk memperkuat kerja sama ekonomi guna meningkatkan volume perdagangan serta diversifikasi produk ekspor dan impor di masa mendatang.
Langkah ini menjadi strategi penting dalam memperkuat hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara Afrika, termasuk Sudan, guna memperluas pasar ekspor dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
)**Deff/ hmskmndag

+ There are no comments
Add yours