Chandra Asri dan Kebangkitan Industri Petrokimia Indonesia di Panggung Global

Jakarta (BeritaReportase) :

Dunia industri kembali dikejutkan oleh langkah strategis sebuah perusahaan nasional Indonesia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Chandra Asri, perusahaan petrokimia terkemuka Tanah Air, sukses mengakuisisi aset strategis milik perusahaan multinasional raksasa— Shell —di Singapura. Langkah ini menandai titik balik penting dalam sejarah ekonomi Indonesia dan menjadi bukti bahwa perusahaan dalam negeri mampu menjadi pemain utama di industri global.

Menjadi Pemain Global

Selama ini, Indonesia lebih sering menjadi target investasi asing, terutama dari negara-negara kecil seperti Singapura. Namun, kali ini situasinya terbalik. Justru Indonesia yang melakukan ekspansi melalui strategi merger dan akuisisi lintas negara. Ini bukan hanya langkah bisnis biasa, tetapi sebuah pernyataan berani: Indonesia siap naik kelas.

Dengan menguasai 804 saham dalam struktur kepemilikan, Chandra Asri menempati posisi dominan dalam akuisisi tersebut. Sementara itu, Glencore—raksasa komoditas asal Swiss—memegang 204 saham. Sinergi ini menciptakan kekuatan baru di sektor energi dan petrokimia Asia Tenggara.

Keberhasilan Chandra Asri dalam mengambil alih fasilitas kilang minyak dan petrokimia milik Shell bukan hal sepele. Shell merupakan salah satu perusahaan energi terbesar di dunia, dan kini mereka harus mengakui keunggulan strategi bisnis perusahaan Indonesia.

Tiga dekade lalu, saat Chandra Asri pertama kali dibangun, pihak Shell sempat meremehkan potensi bangsa ini.

Namun hari ini, sejarah berbalik. Indonesia membalas bukan dengan kata-kata, melainkan dengan kerja keras dan hasil nyata.

Banyak yang mempertanyakan, “Mengapa tidak membangun kilang di dalam negeri?” Jawabannya realistis: membangun dari nol membutuhkan investasi sebesar USD 2,5 hingga 3 miliar dan proses yang memakan waktu hingga enam tahun.

Melalui akuisisi ini, Indonesia justru mendapatkan akses langsung ke pusat petrokimia terbesar di Asia Tenggara, tanpa harus menunggu bertahun-tahun.

Minim Sorotan, Tapi Maksimal Dampak

Ironisnya, berita sebesar ini kurang mendapat sorotan media nasional. Justru media internasional seperti Financial Times yang pertama kali mengangkatnya. Ketakutan akan narasi negatif mungkin menjadi alasannya. Namun, fakta tak bisa dibantah: ini adalah pencapaian luar biasa yang patut dibanggakan.

Langkah Chandra Asri menjadi bukti bahwa perusahaan Indonesia mampu bersaing secara global jika dikelola secara profesional dan visioner.

Ini bukan hanya kemenangan perusahaan, tetapi kemenangan bangsa. Semoga ini menjadi awal dari kebangkitan industri nasional Indonesia di tingkat internasional.

)**Peter FG/ Tjoek


You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours