Jakarta (BeritaReportase) :
Siapa sih yang nggak ingin giginya sehat, bebas dari lubang, dan tetap bisa tersenyum lebar? Tapi tahukah kamu, data terbaru dari 2023 menunjukkan angka yang bikin kita harus waspada.
Ternyata, prevalensi karies atau gigi berlubang di Indonesia masih tinggi banget, mencapai 82,8%! Khususnya pada anak-anak usia 5-9 tahun, angkanya bahkan mencapai 85%. Artinya, hanya sekitar 15% anak yang benar-benar bebas masalah karies.
Melihat kondisi ini, Kolegium Terapis Gigi dan Mulut (TGM) menggelar Seminar Nasional dengan tema yang menyentuh: “Tranformasi Senyum Sehat: Deteksi Resiko Karies Untuk Masa Depan Bebas Gigi Berlubang”.

TGM, Mitra Setia Dokter Gigi
Menurut Dr. Jusuf Kristianto, MM, MHA, PhD, sebagai salah satu narasumber seminar, menyampaikan bahwa seminar ini bukan cuma ajang kumpul-kumpul biasa. Tapi menjadi panggilan untuk semua pihak, khususnya Terapis Gigi dan Mulut (TGM), untuk jadi garda terdepan dalam mencegah karies.
Terapis Gigi adalah profesional yang berperan besar dalam pencegahan, edukasi, dan perawatan dasar gigi. Di Australia, mereka disebut Oral Health Therapist (OHT), dan di Indonesia, mereka jadi pahlawan di garda pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit sengai mitra dokter gigi.
Pada seminar ini Dr Jusuf Kristianto juga menginfokan alat “plak detektor” untuk melihat plak gigi dalam rongga mulut dan memotivasi terapis gigi untuk menggunakan aplikasi android untuk mengedukasi murid di UKS dengan program “GigiKuHartaKu”.

Bukan Sekedar Seminar, Ada Workshop Keren!
Apa Peran Kolegium? Ketua Kolegium Terapis Gigi dan Mulut Indonesia, Dr. Bambang Sutomo, S.Si.T., M.Kes dalam sambutannya mengungkapkan bahwa, kegiatan ini sebagai bentuk adanya peran Kolegium dalam menjagu mutu pelayanan kesehatan yang diberikan Terapis gigi dan mulut.
Dalam paparan materinya Dr. Bambang Sutomo, S.Si.T., M.Kes, menyampaikan bahwa upaya deteksi dini karies gigi perlu dilakukan sedini mungkin.
Karena kejadian lepasanya bahan organik yaitu calsium dan phospat sebagai bahan struktur pembentuk email (proses demineralisasi email) sudah bisa dilihat tanpa menunggu adanya kondisi visual adanya lubang pada email gigi. Namun sudah bisa dilihat dengan adanya perubahan warna berupa white spot pada email gigi.
Upaya meningkatkan kompetensi TGM
Hal senada juga disampaikan oleh Triwidiastuti, SKM,M.Kes (Epid),Pengurus Kolegium Bidang Humas; Isnanto, S.Si.T.,.M.Kes, Ketua Bidang Pengembangan Kompetensi, dan Ngatemi, S.Si.T.,M.Kes sebagai wakil Ketua Kolegium, menyampaikan bahwa penjagaan mutu terapis gigi sudah dimulai sejak dibangku kuliah, yang direalisasikan dengan adanya pengembangan kompetensi TGM secara komprehensip dalam bentuk kurikulum yang terstandarisasi oleh Kolegium.
Muatan kurikulum sebagai realisasi dalam pengembangan kompetensi Pendidikan TGM melikputi aspek promotive, preventif dan kuratif.
Adapun kewenagan TGM terdiri dari : upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut; upaya pencegahan penyakit gigi;manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut; pelayanan kesehatan dasar pada kasus kesehatan gigi terbatas; dan dental assisting (Ps 12, PMK NO 20/2016).

Manfaat dan Tujuan webinar
Melalui kegiatan webinar ini ditambahkan oleh Ketua Kolegium Dr. Bambang Sutomo, sebagai bukti nyata bahwa kolegium yang ditetapkan berdasarkan Kemenkes RI merupakan Kolegium yang Independen dalam mengembangkan keilmuan dibidang Kesehatan gigi dan mulut, tetap bersinergi dan erat bergandengan tangan dengan organisasi profesi PTGMI (Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia), dan Asosisasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Gigi (AIPTIKESGI).
Selain itu juga membuktikan independensi kolegium, yang harapannya bisa membantu pemerintah dalam peningkatan derajat Pembangunan kesehatan khusus nya Kesehatan gigi & mulut.
Seperti kata Dr. Jusuf Kristianto, “Deteksi dini adalah kunci utama supaya gigi tetap sehat dan senyum tetap ceria.” Untuk para Terpis gigi & mulut hayo…”Jadilah Versi Terbaik dari Dirimu”
Yuk, kita dukung upaya Terpis Gigi ini!
)***T.Bams
+ There are no comments
Add yours