Beritareportase – Setelah cukup lama tak terdengar, Wieta Musik kembali muncul ke permukaan dengan gebrakan segar. Melalui event organizer miliknya, ia baru saja menggelar Lomba Festival Musik pada Sabtu, 20 September 2025, bekerja sama dengan pihak pengelola JTOWN Food and Entertainment Center.
Festival ini menjadi ajang musik kedua yang digarap Wieta, setelah sebelumnya sukses mengadakan perayaan Hari Anak Nasional. Uniknya, konsep lomba kali ini tidak membatasi genre. Peserta bebas menyanyikan lagu apa pun dari dangdut, pop Indonesia, lagu Barat, hingga karya orisinal.
“Aku ingin melihat bakat-bakat yang ada dan yang belum pernah muncul. Karena aku juga pencipta lagu, siapa tahu nanti ada yang cocok dengan karya-karya yang aku punya”, ujar Wieta Musik saat ditemui di sela-sela acara Lomba Festival Musik.
Inspirasi awal Wieta Musik melahirkan festival musik tak lepas dari perhatiannya pada potensi yang sering terabaikan. Ia mengaku kerap merenung ketika melihat para musisi jalanan. Dari situlah muncul gagasan: bagaimana caranya musik bisa menjadi wadah yang lebih adil, memberi ruang sekaligus penghasilan bagi banyak orang.
“Kadang kalau lihat pengamen, aku kepikiran gimana cara mengangkat mereka supaya punya penghasilan yang layak. Bahkan aku sempat membayangkan sistem donasi online khusus musisi jalanan”, tutur Wieta Musik.
Lebih dari sekadar lomba, Wieta Musik ingin menjadikan festival ini sebagai gerakan komunitas. Tujuannya adalah menyalurkan talenta tarik suara dari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga usia emas, sekaligus menjaga kualitas event agar tak mengecewakan peserta.
Menurutnya, meski festival ini tanpa sponsor besar dan hanya mengandalkan biaya pendaftaran, peserta tetap pulang dengan pengalaman dan apresiasi: sertifikat, konsumsi, hingga voucher.
Meski sempat vakum di panggung musik, Wieta Musik tak benar-benar menghilang. Setelah merilis lagu terakhir pada 2022, ia sempat terlibat dalam proyek film budaya di 2023. Film itu mengangkat kisah seorang perempuan yang berhasil menjadi pelaut.
“Jiwaku seni. Jadi meski di film, nyambung saja dengan musik. Aku selalu ingin berkarya sebaik-baiknya tanpa mikir persaingan”, kata Wieta Musik.
Tak puas hanya dengan festival musik lintas genre, Wieta Musik sudah menyiapkan rencana besar yaitu Festival Keroncong. Targetnya bukan hanya nasional, tapi internasional. Dirinya ingin musik keroncong menjadi salah satu kekayaan budaya Indonesia dan bisa dikenal seperti musik K-pop yang mendunia.
“Anak sekarang suka musik Korea, aku juga bikin yang seperti itu. Tapi aku juga ingin mengangkat keroncong sampai internasional”, ungkap Wieta Musik penuh semangat.
Selain keroncong, Wieta Musik juga berencana mengadakan festival band khusus pelajar SMP dan SMA untuk menggali bakat anak muda, serta festival musisi jalanan sebagai bentuk penghargaan bagi seniman yang selama ini bertahan hidup di jalanan.
Ke depan, Wieta Musik punya mimpi membangun platform digital yang bisa menjadi rumah bagi para penyanyi berbakat. Ia membayangkan sebuah aplikasi atau toko musik online di mana penyanyi bisa tampil, mendapat apresiasi, dan bahkan memperoleh penghasilan dari penonton.
“Kalau bisa ada ‘Play Store Wieta Musik’, jadi semua penyanyi berbakat tampil di situ. Orang bisa kasih like atau donasi. Itu akan jadi income buat mereka”, jelas Wieta Musik.
Dengan semangat konsistensinya, Wieta Musik menegaskan bahwa musik bukan hanya hiburan, tapi juga jalan untuk merangkul, memperkenalkan budaya Indonesia, dan membuka peluang ekonomi baru.
“Musik keroncong adalah budaya kita. Kita wajib memperkenalkannya agar lebih dikenal dunia. Indonesia kaya, ayo kita kaya bareng-bareng lewat musik”, pungkas Wieta Musik.
+ There are no comments
Add yours