Beritareportase.com – Setelah dikenal lewat lagu-lagu bernuansa hangat dan jenaka seperti “Kisah Hidup Bapak-bapak”, penyanyi dan pencipta lagu Sigit Wardana kembali menghadirkan warna baru dalam perjalanan musiknya. Tahun 2025 ini, vokalis yang juga dikenal lewat proyek solonya tersebut merilis single terbarunya berjudul “Luka Tak Berdarah (LTB)” sebuah karya yang menelusuri sisi paling sunyi dari rasa kehilangan.
“Lagu ini bercerita tentang luka yang tidak terlihat. Luka batin yang tidak berdarah tapi menyakitkan. Tokoh dalam lagu ini berharap orang yang pergi bisa mengerti posisi dan perasaan yang tertinggal”, ujar Sigit Wardana saat ditemui dalam peluncuran single tersebut.
Dengan nuansa melankolis yang lembut namun menghujam, “Luka Tak Berdarah” menandai langkah baru bagi Sigit Wardana untuk keluar dari zona nyaman musikalnya. “Pesan lagu ini sederhana tapi dalam, jangan remehkan luka yang tidak terlihat. Kadang justru itu yang paling menyakitkan”, tuturnya.

Menariknya, “Luka Tak Berdarah” bukanlah lagu yang ditulis oleh Sigit Wardana sendiri. Lagu ini diciptakan oleh Alexander Ongko, gitaris band Halus Lembut, dan awalnya ditujukan untuk penyanyi lain. Namun, nasib berkata lain.
“Waktu saya pertama kali dengar, saya langsung suka. Lagu ini punya kedalaman yang saya cari untuk proyek solo tahun ini. Dan ternyata, penyanyi yang seharusnya membawakan lagu ini tidak jadi. Mungkin memang jodohnya ke saya”, kata Sigit Wardana.
Proses produksi lagu ini melibatkan nama-nama besar di balik layar seperti M. Aditia Sahid (Acoy) dari Rocker Kasarunk sebagai produser musik, dan Cathyn Hartanesthy dari Sun Of Monday yang mengisi vokal latar.
Menurut Fransiscus Eko, Co-Executive Producer dari proyek ini, Sigit Wardana berhasil keluar dari zona nyaman dan menghadirkan sisi paling gelap sekaligus paling emosional sepanjang kariernya.
“Ini lagu paling dark yang pernah dia bawakan. Ada banyak lagu sedih sebelumnya, tapi Luka Tak Berdarah terasa paling dalam dan berhasil dia interpretasikan dengan luar biasa”, ungkap Fransiscus Eko.

Dalam hal visual, Sigit Wardana memilih mawar hitam sebagai simbol utama dalam artwork single ini. “Mawar itu indah, tapi warna hitam membawa kesan kesedihan dan kesunyian. Saya ingin menggambarkan bahwa sesuatu yang indah bisa juga menyakitkan”, jelasnya.
Yang membuatnya lebih personal, ilustrasi mawar hitam tersebut digambar oleh anak pertamanya, Naralifa. “Seperti single sebelumnya, saya ingin karya ini punya sentuhan pribadi, dan gambar dari anak saya memberi makna itu”, ucap Sigit Wardana.
Untuk video musik “Luka Tak Berdarah”, tim produksi mengusung konsep unik, seluruh adegan berlangsung di dalam satu lift. Ide ini digarap oleh sutradara Farid Zafran, dengan pendekatan one-take video tanpa pemotongan adegan.
“Konsep lift ini sebenarnya sudah lama saya pikirkan untuk proyek lain, tapi baru terealisasi di video ini. Lift menjadi ruang kecil yang merekam berbagai ekspresi manusia: sedih, bingung, marah, hingga pasrah”, jelas Fransiscus Eko.

Video musik ini menampilkan tiga solois muda berbakat dari manajemen yang sama dengan Sigit Wardana, mereka adalah :
– Efah Aaralyn, yang dikenal lewat single “Crush” dan OST film Mama: Pesan Dari Neraka.
– Assalova Schissandra, solois berhijab asal Purwokerto yang sudah merilis 21 single.
– Violinata Ibanez, penyanyi 19 tahun yang akan debut lewat single “Misteri Cinta” akhir tahun ini.
Violinata Ibanez bahkan menjadi tokoh utama dalam video musik tersebut, memerankan sosok yang terjebak konflik emosional di dalam lift.
“Cerita di video memang tidak secara langsung mengikuti lirik, tapi kami ingin menangkap vibe kesedihannya dan menampilkannya dalam realita kehidupan sehari-hari”, ujar Fransiscus Eko.
Setelah “Luka Tak Berdarah” dirilis, Sigit Wardana berencana fokus pada promosi lagu ini, sebelum melanjutkan ke beberapa single berikutnya yang kini sedang dalam tahap produksi.
Dengan nuansa yang lebih emosional, aransemen yang lembut, dan pesan yang mengajak pendengar untuk lebih berempati, “Luka Tak Berdarah” menunjukkan sisi lain dari Sigit Wardana lebih reflektif, lebih berani, dan lebih jujur dalam mengekspresikan luka batin.

+ There are no comments
Add yours