Refleksi Akhir Tahun BAMUS Betawi Soroti Politik & Budaya

Beritareportase.com — Badan Musyawarah (BAMUS) Betawi menggelar Refleksi Akhir Tahun 2025 di Best Western Mangga Dua Hotel & Residence, Jakarta Pusat, Rabu (10/12). Mengangkat tema “Mengokohkan Kebersamaan Dalam Bingkai Silaturahmi Menuju Betawi Berkemajuan”, kegiatan ini menjadi ajang evaluasi serta konsolidasi organisasi dalam menghadapi tahun 2026.

Ketua Umum BAMUS Betawi, H. Riano P. Ahmad, S.H., menyampaikan bahwa refleksi tahunan diperlukan untuk mengukur capaian dan meninjau kembali berbagai program yang telah berjalan.

“Refleksi merupakan evaluasi, introspeksi, dan kajian terhadap program organisasi. Ada kegiatan yang sudah baik, tetapi masih banyak hal yang perlu dimaksimalkan,” kata H. Riano P. Ahmad, S.H.

Refleksi Akhir Tahun BAMUS Betawi Soroti Politik & Budaya

Ditekankan oleh H. Riano P. Ahmad, S.H., bahwa BAMUS Betawi harus mengambil peran strategis terkait dua regulasi penting, yakni UU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Ibu Kota dan UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Menurutnya, perkembangan regulasi tersebut membuka ruang bagi organisasi Betawi untuk memiliki posisi yang lebih kuat dalam dinamika kebijakan daerah maupun nasional.

Pada kesempatan tersebut H. Riano P. Ahmad, S.H., juga menyoroti pentingnya kekompakan dan solidaritas antarormas, termasuk menjelang penyampaian laporan hasil Kongres Majelis Kaum Betawi (MKB) kepada Gubernur.

“Saya minta para ketua ormas hadir. Kita tunjukkan kekompakan dan loyalitas kita kepada Betawi,” ujar H. Riano P. Ahmad, S.H.

Sementara itu Sekretaris Jenderal BAMUS Betawi, Drs. Tahyudin Aditya, menilai tahun 2026 sebagai momentum lahirnya energi dan paradigma baru di tubuh organisasi.

“Ini babak baru bagi Bamus Betawi. Semoga ada perubahan paradigma dalam diri kita, dan hadir energi baru yang siap berkontribusi,” tutur Drs. Tahyudin Aditya.

Apresiasi juga disampaikan oleh Drs. Tahyudin Aditya kepada tokoh-tokoh muda Betawi yang mulai tampil sebagai pemikir dan narasumber di banyak forum, mulai dari akademisi, penulis, hingga tenaga ahli legislatif.

Refleksi Akhir Tahun BAMUS Betawi Soroti Politik & Budaya

Dalam sesi narasumber, Syarief Hidayatullah, yang juga Sekjen MKB dan Sekjen Forkabi, memaparkan pandangannya tentang kekhasan budaya Betawi. Menurutnya, masyarakat Betawi memiliki fleksibilitas sosial yang tinggi karena tidak mengenal sistem kasta, tingkatan bahasa, atau struktur kerajaan seperti etnis lain.

“Jangan mengajari orang Betawi tentang demokrasi atau toleransi, itu sudah menjadi tradisi kita,” tegas Syarief Hidayatullah.

Dijelaskan oleh Syarief Hidayatullah, bahwa identitas Betawi terbentuk dari pertemuan berbagai budaya, mulai dari Arab, Cina, Aceh, Melayu, Portugis, hingga Eropa. Keberagaman tersebut membuat masyarakat Betawi adaptif, namun di sisi lain, identitasnya bisa memudar jika tidak dijaga.

Melalui refleksi tahunan ini, BAMUS Betawi menegaskan komitmennya untuk memperkuat konsolidasi organisasi, meningkatkan peran dalam kebijakan publik, serta menjaga keberlanjutan budaya Betawi di tengah perubahan sosial-politik Jakarta yang semakin cepat.

Acara ditutup dengan harapan agar seluruh materi dari para narasumber dapat memperkuat wawasan anggota, memperkaya pemahaman budaya, serta mendorong langkah bersama menuju Betawi yang semakin berkemajuan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours