Tribute Impassionate: The Doors & Led Zeppelin 70’s Revival by by Rockafell’s and Rock Jam Spektakuler Menggebrak Jakarta 

Bagi para penggemar rock, jangan lewatkan pertunjukan berikutnya! Keep rocking, fellas!

Konser ini bukan sekadar suguhan musik, tetapi juga pengalaman lengkap dengan kostum, sound, dan instrumen klasik seperti mandolin, bow, dan theremin. Banyak penonton hadir dengan wardrobe khas era 60-an dan 70-an, menunjukkan antusiasme luar biasa mereka.

“Melihat penonton dengan kostum 70-an dan hafal setiap lagu yang kami bawakan adalah pencapaian luar biasa. Bahkan, beberapa bule hadir karena tertarik dengan acara ini,” ungkap Riffy.

Kesuksesan malam itu menegaskan bahwa Fat & Sim Rooftop Lounge adalah destinasi utama bagi pecinta musik rock klasik di Jakarta. Ke depan, Rockafell’s dan RockJam telah menyiapkan konser tribute lainnya setelah Idul Fitri 2025.

The Doors dan Led Zeppelin: Ikon Rock Sejati

Sebagai ikon rock dari dekade emas tersebut, The Doors dan Led Zeppelin memiliki gaya unik yang khas. The Doors dikenal dengan atmosfer psychedelic yang misterius, sementara Led Zeppelin menghadirkan hard rock progresif yang penuh energi. Jim Morrison dan Robert Plant, dua vokalis legendaris, menjadi ikon yang wajahnya menghiasi kamar-kamar anak muda pada zamannya.

Didasari kecintaan terhadap kedua band tersebut, Rockafell’s dan RockJam merancang konser live bertajuk “Tribute Impassionate The Doors & Led Zeppelin 70’s Revival”. Acara ini digelar pada Jumat malam, 14 Februari 2025, bertepatan dengan Hari Kasih Sayang, di Fat & Sim Rooftop Lounge.

Hidupkan Atmosfer Rock Klasik

Gagasan ini muncul dari Adhytia Perkasa dan Riffy Putri, motor utama Rockafell’s, serta Adi dari RockJam. Mereka ingin menghadirkan kembali nuansa rock klasik dengan sentuhan Flower Power dan Old School Rock.

“Kami ingin membawa kembali semangat rock klasik dengan penghormatan kepada The Doors dan Led Zeppelin. Harapannya, acara ini bisa memberikan pengalaman autentik sekaligus memperkenalkan musik rock klasik kepada generasi muda, terutama Gen Z,” ujar Adhytia.

Menurut Riffy Putri, meski berasal dari era yang sama, The Doors dan Led Zeppelin memiliki perbedaan mencolok dalam gaya musik. “The Doors cenderung ke arah psychedelic, sementara Led Zeppelin lebih keras dengan pendekatan hard rock progresif. Justru dari perbedaan inilah kami menemukan benang merah untuk merancang konser ini,” ungkapnya.

Rockafell’s Buka Aura The Doors

Tepat pukul 20.00 WIB, Rockafell’s yang digawangi Adhytia Perkasa, Riffy Putri, Joe Silitonga, Coki Sitompul, dan Ando membuka konser dengan ‘Roadhouse Blues’. Setelah interaksi singkat dengan penonton, panggung semakin panas dengan ‘Riders on the Storm’, ‘L.A. Woman’, dan ‘Peace Frog’.

Malam itu semakin istimewa dengan kehadiran Njet Barmansyah sebagai bintang tamu. Ia membawakan ‘Love Me Two Times’, ‘Break on Through’, dan ‘Touch Me’, menghadirkan atmosfer khas The Doors dengan gaya vokal yang menghipnotis.

Penampilan Rockafell’s ditutup dengan ‘Light My Fire’, sebuah lagu klasik yang menjadi penutup sempurna bagi sesi penghormatan kepada The Doors.

RockJam Hidupkan Led Zeppelin

Sebagai penampil kedua, RockJam membawa suasana seolah-olah Jimmy Page, Robert Plant, John Paul Jones, dan John Bonham kembali ke atas panggung. Adi sebagai vokalis tampil energik, memerankan Robert Plant dengan penuh penghayatan.

RockJam membuka set mereka dengan ‘Rock and Roll’, ‘Bring It On Home’, dan ‘Misty Mountain Hop’. Setelah menyapa penonton, mereka melanjutkan dengan lagu-lagu epik seperti ‘In My Time of Dying’, ‘Battle of Evermore’, ‘Ramble On’, ‘Since I’ve Been Loving You’, dan ‘No Quarter’. Setiap lagu dibawakan dengan ketelitian tinggi, meniru gaya aslinya dengan detail luar biasa.

Menuju penghujung konser, RockJam menghadirkan ‘The Song Remains the Same’, ‘The Rain Song’, ‘Stairway to Heaven’, yang kemudian ditutup dengan ‘Moby Dick’, ‘Heartbreaker’, dan ‘Whole Lotta Love’.

Setelah tampil, Adi menyampaikan kepuasannya. “Kami benar-benar meniru setlist dari album Live The Song Remains The Same seperti di Madison Square Garden. Tantangannya besar, tetapi karena kecintaan kami terhadap musik ini, kami tampil total,” ujarnya.

Inilah yang terjadi jika dua band rock paling legendaris dalam sejarah tampil dalam satu konser.

Sebuah pengalaman baru yang edukatif bagi generasi baru musik Indonesia dengan menghadirkan visual memukau, kostum ikonik, penuh warna, eksentrik tetapi tetap asyik khas era akhir 60-an hingga pertengahan 70-an.

Rockafell’s, so spektakuler!!!

)**Tjoek / foto ibonk/ihsan

You May Also Like

More From Author