Beritareportase.com – Di tengah gemerlap panggung Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW) 2025, aroma khas kain batik dan semerbak bunga tropis seolah mengalun bersama irama musik lembut. Malam itu, 3 Oktober 2025, menjadi saksi lahirnya sinergi antara riset, alam, dan budaya dalam peragaan busana bertajuk “Naturally Cultural: When Culture Meets Nature, Pursued by Research and Innovation” kolaborasi monumental antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Alleira Batik, didukung oleh Kebun Raya Bogor serta Dharma Wanita Persatuan BRIN.
“Kemajuan riset dan teknologi perlu berjalan beriringan dengan pelestarian alam serta promosi budaya”, tegas Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 Republik Indonesia sekaligus Ketua Dewan Pengarah BRIN, dalam sambutannya saat membuka acara.
Ditekankan oleh Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri bahwa generasi muda adalah motor penggerak penting dalam menciptakan produk kreatif yang tidak hanya modern, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai budaya Indonesia.
“Indonesia ini mega biodiversity dan super power budaya dunia. Kedua kekuatan ini harus saling melengkapi. BRIN hadir untuk memastikan riset inovasi menjadi penopang pelestarian alam sekaligus kemajuan budaya”, kata Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri merujuk pada pengakuan UNESCO tahun 2017.
Pagelaran ini menampilkan koleksi Spring/Summer 2026 (SS26) dari Alleira Batik — interpretasi segar dari flora Kebun Raya Bogor yang legendaris. Motif-motifnya terinspirasi oleh keindahan bunga-bunga langka seperti Rafflesia Arnoldii, Amorphophallus Titanum (bunga bangkai raksasa), anggrek, dan teratai, yang tumbuh di bawah naungan 87 hektar ekosistem Kebun Raya.
Palet warnanya menghadirkan perpaduan lembut dan berani dengan memunculkan warna merah, lembayung, hingga hijau toska menciptakan harmoni visual antara alam dan budaya.
Lebih istimewa, desain motif batik berasal dari karya lukisan teman-teman Down Syndrome binaan Carys Cares, yang kemudian diaplikasikan oleh Alleira Batik menjadi busana kontemporer serta lifestyle appliances. Inisiatif ini tak sekadar estetika, melainkan juga inklusi sosial.
“Setiap pembelian koleksi ini menjadi dukungan nyata bagi pemberdayaan teman-teman Down Syndrome”, ungkap Dany Handoko selaku Penasihat Dharma Wanita Persatuan BRIN.
Pagelaran “Naturally Cultural” bukan sekadar peragaan busana, melainkan juga ajang diplomasi budaya. Hadir di antara tamu undangan adalah Duta Besar dari 13 negara, termasuk Bulgaria, Tiongkok, Mesir, hingga Swedia. Dari dalam negeri, tampak Shinta Kamdani Widjaja (Ketua Umum APINDO), Alexandra Askandar (Wakil Direktur Utama BNI), serta Marlyn Maisarah Sugiono, Anggota DPR RI sekaligus istri Menteri Luar Negeri.
“Kreativitas generasi muda Indonesia tak bertepi, dan Batik motif flora Kebun Raya ini adalah salah satu contohnya. Diplomasi berbasis budaya dan riset seperti ini harus terus digalakkan”, ujar Marlyn Maisarah Sugiono.
Pagelaran ditutup dengan penampilan memukau dari Armonia Choir, kelompok paduan suara yang seluruh anggotanya adalah tokoh perempuan Indonesia, menyanyikan lagu “Rungkad” dan “Melodi Cinta” dalam balutan kebaya dan batik.
Ditegaskan pula oleh Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko, pentingnya kemitraan publik-privat dalam membangun ekosistem riset yang berkelanjutan. Kolaborasi dengan sektor kreatif seperti Alleira Batik dan Carys Cares menjadi contoh bagaimana hasil riset bisa diimplementasikan dalam industri yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Riset tidak boleh berhenti di laboratorium. Ia harus hidup dan hadir di kehidupan sehari-hari, di kain batik, di karya seni, di cara kita merawat bumi”, tutur Dr. Laksana Tri Handoko.
Senada, Joannes Ekaprasetya Tandjung, Ph.D, selaku Direktur Penguatan dan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, menambahkan bahwa kemitraan semacam ini adalah model win-win collaboration antara BRIN dan mitra privat, yang bukan hanya melestarikan hayati, tetapi juga memperkuat diplomasi budaya Indonesia.
“Pagelaran ini semakin istimewa, karena berlangsung bertepatan dengan bulan Hari Batik Nasional, simbol kebanggaan bangsa yang terus berevolusi tanpa kehilangan jati diri”, ujat Joannes Ekaprasetya Tandjung, Ph,D.
Pagelaran “Naturally Cultural” menjadi simbol bahwa di tangan para inovator, perancang, dan peneliti, batik tidak hanya sekadar kain karena ia adalah kanvas kehidupan, tempat alam dan budaya Indonesia bersatu dalam harmoni. Dari flora Kebun Raya hingga tangan-tangan kreatif anak bangsa, batik kembali membuktikan dirinya sebagai heritage that breathes with time — warisan yang hidup, bernafas, dan terus bertransformasi.
+ There are no comments
Add yours