Bahar Buasan: “Dinamika Pengawasan Pemilu” Karya Dr. Puadi, Seruan Moral untuk Menjaga Benteng Demokrasi

Jakarta (BeritaReportase) :

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Bahar Buasan hari ini menegaskan pentingnya pengawasan pemilu sebagai sebuah “perjuangan nurani” dan tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa, bukan sekadar urusan administratif lembaga pengawas.

Pernyataan ini disampaikan Bahar Buasan dalam acara bedah buku bertajuk “Dinamika Pengawasan Pemilu” karya Dr. Puadi, S.Pd., M.M., yang diselenggarakan di Aula Maftuhah Gedung Dewi Sartika, Kampus A Universitas Negeri Jakarta”, Rabu (22/10/2025).

Dalam sambutannya, Bahar Buasan mengapresiasi buku tersebut, menyebutnya bukan sekadar karya akademik biasa, melainkan refleksi mendalam dari pengalaman panjang seorang pengawas pemilu.

“Buku ‘Dinamika Pengawasan Pemilu’ karya Dr. Puadi, S.Pd., M.M. bukan hanya karya akademik. Ia adalah refleksi dari pengalaman panjang seorang pengawas pemilu, yang telah menyaksikan langsung dinamika politik, hukum, dan etika publik di lapangan,” ujar Bahar Buasan.

Ia menyoroti esensi buku yang mengajak pembacanya untuk melihat pengawasan pemilu sebagai sebuah perjuangan moral.

“Dalam buku ini, Dr. Puadi mengajak kita melihat bahwa pengawasan pemilu bukan sekadar urusan administrasi. Ia adalah perjuangan nurani. Perjuangan untuk menjaga suara rakyat agar tidak terdistorsi oleh kepentingan, tekanan, atau manipulasi,” tambahnya.

Menurut Bahar Buasan, buku ini dengan tepat menggambarkan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum) sebagai “benteng moral demokrasi”. Di sanalah, katanya, integritas, keberanian, dan ketegasan para pengawas diuji di tengah gelombang kepentingan politik yang sering bertabrakan.

Sebagai anggota DPD RI, Bahar Buasan menekankan kembali bahwa pengawasan pemilu adalah tanggung jawab bersama.

“Sebagai anggota DPD RI, saya meyakini bahwa pengawasan pemilu adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya Bawaslu, bukan hanya lembaga politik, tetapi juga dunia pendidikan, masyarakat sipil, dan generasi muda yang hadir di kampus ini,” tegasnya.

Ia juga memuji inisiatif bedah buku di lingkungan akademik sebagai bukti nyata bahwa demokrasi membutuhkan lebih dari sekadar regulasi.

“Acara seperti hari ini, bedah buku di lingkungan akademik adalah bukti bahwa demokrasi tidak cukup dijaga dengan regulasi, tetapi juga harus dipelihara dengan ilmu, dialog, dan kesadaran moral,” tutup Bahar Buasan.

)***

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours