Beritareportase.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan bahwa inovasi dan peningkatan kualitas produk menjadi kunci utama agar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mampu menembus pasar global. Hal itu disampaikan saat kunjungannya ke UMKM Namira Ecoprint, pelaku usaha fesyen ramah lingkungan asal Surabaya, Kamis (13/11/2025).
Dalam kunjungan tersebut, Mendag Budi Santoso yang akrab disapa Mendag Busan turut didampingi Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Iqbal Shoffan Shofwan.
“Namira Ecoprint adalah contoh nyata produk fesyen Indonesia yang memanfaatkan bahan alam dengan inovasi berkelanjutan. Produk seperti ini memiliki nilai tambah sekaligus memperkuat identitas Indonesia di pasar internasional”, kata Budi Santoso.

Namira Ecoprint, yang berdiri sejak 2019, dikenal dengan teknik pewarnaan alami atau ecoprint pada kain, kulit, dan material lain menggunakan daun dan tumbuhan. Produk fesyen mereka meliputi kain, pakaian, kerudung, tas, hingga sandal edisi terbatas dengan pewarnaan alami.
Tak hanya ramah lingkungan, UMKM ini juga mengolah sisa bahan baku menjadi kompos, memperkuat komitmen terhadap prinsip keberlanjutan (sustainability). Melalui pendekatan inovatif itu, Namira Ecoprint berhasil menarik minat pembeli dari Meksiko, Italia, dan Kanada, meskipun ekspor dalam skala besar belum dimulai.
“Permintaan produk berkelanjutan terus meningkat, terutama di kalangan Generasi Z dan Milenial yang semakin peduli terhadap lingkungan”, ujar Budi Santoso.
Namira Ecoprint telah mengantongi berbagai penghargaan, antara lain Juara Pengusaha Berprestasi Tingkat Nasional Terbaik IWAPI 2022, Juara 1 Pengusaha Teladan IWAPI 2022, serta Inovator IKM Hijau Kategori Penggunaan Bahan Baku Alam.

Pemilik Namira Ecoprint, Didik Edy Susilo, menyambut baik kunjungan Mendag dan dukungan pemerintah terhadap pelaku UMKM yang ingin menembus pasar global. “Kami membutuhkan pendampingan agar ekspor tidak menjadi beban. Dengan dukungan Kemendag, jalan menuju pasar internasional akan lebih terbuka”, ujarnya.
Kemendag saat ini tengah mendorong peningkatan kapasitas ekspor melalui program UMKM BISA Ekspor, yang mempertemukan pelaku UMKM dengan calon pembeli luar negeri melalui 46 perwakilan perdagangan Indonesia di 33 negara.
“Perwakilan dagang kita di luar negeri berfungsi sebagai marketing bagi seluruh eksportir Indonesia, termasuk UMKM. Prosesnya mudah, bisa dilakukan secara daring”, jelas Budi Santoso.
Sepanjang Januari–Oktober 2025, program ini telah memfasilitasi 1.049 UMKM dengan total nilai transaksi mencapai USD 130,17 juta atau sekitar Rp2,17 triliun.
“Transaksi sebesar ini menunjukkan bahwa produk UMKM Indonesia diminati pasar global. Namun, konsistensi kualitas harus terus dijaga agar kepercayaan buyer tidak hilang”, tegas Budi Santoso.

Selain ekspor, Kemendag juga mendorong perluasan akses pasar dalam negeri bagi UMKM melalui kemitraan dengan ritel modern dan department store.
“Produk Namira Ecoprint berpotensi masuk ke pasar ritel nasional. Kami bekerja sama dengan mitra ritel seperti MAP untuk business matching dan kurasi produk”, kata Budi Santoso.
Kunjungan kerja Mendag ke Surabaya ini menjadi bagian dari upaya Kemendag memperkuat daya saing UMKM lokal dengan mengintegrasikan nilai keberlanjutan, inovasi, dan kualitas produk sebagai fondasi menuju pasar global.

+ There are no comments
Add yours